Rabu, 12 Mei 2010

penelitian epidemiologi

PENELITIAN EPIDEMIOLOGI


1.PENELITIAN DESKRIPTIF

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan dan tidak dimaksudkan/tidak lazim untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variable, gejala atau keadaan.
Dalam upaya mencari frekueni, distribusoi penyakit berdasarkan epidemiologi deskriptif timbullah berbagai pertanyaan berikut :

1.Siapa yang terkena ?
2.Bilamna hal tersebut terjadi ?
3.Bagaimana terjadinya ?
4.Dimana kejadian tersebut ?
5.Berapa jumlah orang yyang terkena ?
6.Bagaimana penyebarannya ?
7.Bagaimana ciri – ciri orang yang terkena ?


VARIABEL TEMPAT , ORANG, DAN WAKTU

Analisi data epidemiologis berdasrakan variabel diatas digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang morbiditas dan mortalitas yang dihadapi. Dengan demikian, memudahkan untukl mengadakan penanggulangan pencegahan atau pengamatan.
Untuk menentukan adanya peningkatan prevalensi penyakit yang timbul, harus diperhatikan kebenaran perubahan tersebut. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan perubahan semu ebagai akibat dari perubahan tekhnologi diagnostik, perubahan klasifikasi, atau kesalahan dalam perhitungan jumlah penduduk.

VARIABEL ORANG

Untuk mengidentfikasi seseorang terdapat variabel yang tak terhingga banyaknya tetapi hendaknya dipilih variabel yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menetukan ciri seseorang. Untuk menentukan variabel mana yang dapat digunakan sebagai indikator, hrndaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan serta sarana yang ada.secara umum variabel penting yang dibahas adalah : jenis kelamin, umur, dan suku bangsa.

VARIABEL WAKTU

Merupakan faktor kedua yang harus diperhatikan ketika melakukan analisis morbiditas dan mortalitas dalam studi epidemiologi karena pencatatan dan pelaporan insidensi dan prevalensi penyakit selalu didasarkan pada waktu apakah mingguan, bulanan, atau tahunan.
Mempelajari morbiditas berdasarkan waktu juga penting untuk mengetahui hubungan antara waktu dan insidensi penyakit atau fenomena lain, misalnya penyebaran penyakit saluran pernafasan yang terjadi pada waktu malam hari karena terjadinya perubahan kelembapan udaraatau kecelakaan lalu lintas yang sebagian bear terjadi pada waktu malam hari.

VARIABEL TEMPAT

Variabel tenapat merupakan salah satu variabel penting dalam epidemiologi deskriptif karena pengetahuan tentang tempat atau lokasi kejadian luar biasa atau lokasi penyakit – penyakit endemis sangat dibutuhkan ketika melakukan penelitian dan mengetahui sebran berbagai penyakit disuatu wilayah.

Contoh :
Peneliti mengamati bahwa di kelurahan tempat mereka tinggal banyak ibu-ibu yang melahirkan walaupun usianya di atas 35 tahun dan pada umumnya keluarga tersebut mempunyai anak di atas Peneliti yang kebetulan mahasiswa Akbid bertanya dalam hati bagaimanakah keadaan kesehtan ibu tersebut, maka dilakukanlah penelitian deskriptif karena :

Penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis, tetapi hanya ingin mengetahui keadaan tentang kesehatan ibu, misalnya apakah ibu – ibu tersebut menderita plasenta previa, retensio plasenta, dll. Jika tidak, apa sebabnya dan bagaimana keadaan umum kesehatan ibu-ibu tersebut. Jika ya, bagaimana mereka menanggulanginya.
Peneliti tidak ingin menghubungkan variable yang satu dengan variable lainnya, tetapi hanya ingin mengetahui keadaan masing-masing variable secara lepas.

Ada beberapa penelitian dikategorikan penelitian deskriptif antara lain penelitian survey, studi kasus, penelitian perkembangan, penelitian tindak lanjut, analisis dokumen dan penelitian korelasional.


2.PENELITIAN PREVALENSI/CROSS SECTIONAL/STUDI SEKAT SILANG

Observasi (pengamatan) variable dilakukan pada satu saat/hanya satu kali
Faktor resiko (pemapar) dan efek (akibat) diamati pada saat yang sama dan tidak ada intervensi
Akan diperoleh prevalens dari suatu penyakit/efek pada populasi, sehingga studi sekat silang disebut juga sebagai studi prevalens.
Biasanya digunakan untuk mempelajari faktor resiko/etiologi penyakit/peristiwa yang mempunyai onset yang sama(slow onset) dan duration (lama sakit) yang panjang, penderita tidak mencari pengobatan sampai penyakitnya relatif cukup lanjut.


4.PENELITIAN PROSPEKTIF

PENDAHULUAN

Penelitian prospektif merupakan salah satu penelitian yang bersifat logitugional dengan mengikuti proses perjalanan penyakit kedepan berdasarkan urutan waktu. Penelitan prospektif dimasksud untuk menemukan insendensi penyakit pada kelompok yang terpajan oleh faktor resiko maupun kelompok yang tidak terpajan, kemudian insedensi pada kedua kelompok tersebut secara statistic dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan sebab akibat antara pajanan dan penyakit yang diteliti.kelompok yang dikuti tersebut dinamakan kohort.
Penelitian prospektif kohort ini mengikuti pradigma dari sebab ke akibat dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa secara garis besar perjalanan penelitian prospektif sebagai berikut.

1.Pada awal penelitian, kelompok terpajan mapun kelompok tidak terpajan belum menampakkan penyakit yang diteliti.
2.Kedua kelompok diikuti kedepan berdasarkan sekuens waktu (prospektif )
3.Dilakukan pengamatan untuk melakukan insedensi penyakit ( efek ) pada kedua kelompok
4.Insedensi penyakit pada kedua kelompok dibandingkan menggunakan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis tenang hubungan sebab – akibat anatara pajanan dan insedensi penyakit (efek )
Proses penelitian prospektif kohort secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut.


PENELITIAN SATU KOHORT

Penelitian dengan satu kohort pada dasarnya bersifat deskriptif karena pada awal penelitian tidak terdapat kelompok terpajan dan tidak terpajan sebagai kontrol. Setelah dilakukan pengamatan bahwa dalam kohort tersebut terdapat kelompok individu yang akan terpajan oleh faktor resiko dan dari kelompok tersebut sebagian akan menderita penyakit akibat pajanan dan sebagian tidak. Selain itu terdapat pula kelompok yang tidak terpajan oleh faktor resiko dan sebagian menderita penyakit tersebut dan kelompok ini dianggap sebagai kontrol kemudian dianalisis secara analitis. Kelompok kontrol demikian sering disebut sebagai kontrol internal.

PENELITIAN DUA KOHORT

Pada penelitian Prospektif dengan dua kohort, sejak awal penelitiannya telah dipisahkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok terpajan oleh faktor resiko timbulnya penyakit tertentu dan kelompok lain yang tidak terpajan oleh faktor resiko kematian proses perjalanan penyakit alamiah kedua kelompok tersebut diikuti untuk menemukan insedensi penyakit yang dimaksud kemudian di analisis dengan menghitung resiko relatif , resiko atribut, dan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis. Dalam hal ini kelompok pemabanding disebut kelompok kontrol eksternal.

OBSERVASIONAL VS INTERVENSIONAL

Antara peneltitan prospektif yang bersifat observasional dengan intervensional terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut.

1.Pada studi observasional, pemajanan terhadap faktor resiko dilakukan oleh alam atau bersangkutan baik secara sengaja atau tidak sengaja dan penelitian hanya mengadakan pengamatan secara fasif terhadap proses perjalanan penyakit secara alamiah. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dimasukkan kedalam eksprimen, sedangkan pada penelitian intervensi dilakukan peneliti secara aktif dan terencana.

2.Karena pada studi observasional peneliti tidak secara aktif melakukan intervensi maka tidak terdapat hambatan faktor etis, sedangkan pada eksprimen, faktor etis memegang peran penting dalam pelaksanaan satu penelitian, misalnya mengetahui efektivitas. Obat untuk mengobati suatu penyakit karena pada kelompok kontrol hanya di beri plasebo atau tampa pengbatan.

3.Pada studi observasional, keadaan awal sering kali sulit ditentukan secara pasti terutama bila pemajanan telah berlangsung lama. Oleh karena itu, penelitian ini berpotensi besar menjadi bias karena harus mengingat masa lampau, misalnya hubungan antar rokok dengan karsinoma paru – paru untuk mendapatkan informasi tentang lamanya merokok, jumlah batang rokok yang dihisap per hari, dan jenis rokok. Pada penelitian ekspremental hal seperti itu tidak menjadi.

LANGKAH – LANGKAH

Secara garis besar langkah – langkah yang harus di lakukan dalam peneitian prospektif sebagai berikut :
1.Tentukan tujuan penelitian. Tujuan dan hipotesis harus dinyatakan dengan jelas karena dengan tujuan yang jelas akan memudahkan kegiatan selanjutnya.
2.Rancangan penelitian. Dalam rencangan penelitian harus ditentukan apakah satu kohort atau dua kohort dan apakah menggunakan historical control.
3.Tentukan kelompok terpajan dan tidak terpajan ( inclusion dan exclusion criteria)
4.diagnosis insidensi penyakit yang dicari. Dalam hal ini perlu dijelaskan tentang alat pemeriksaan dan kriteria positif yang digunakan.
5.Tentukan lamanya pengamatan dan frekuensi pengamatan. Penentuan ini sangat penting karena bila pengamatan dilakukan terlalu dini maka insedensi yang dicari belum tampak dan sebaliknya bila terlalu lama insidensi yang di cari akan terlewat.
6.Hitung perkiraan besarnya sampel yang dibutuhkan. Untuk menentukan besarnya sampel satu kohort dapat digunakan rumus dari Sndecor and Cochran. Untuk dua kohort, terutama untuk pengujian hipotesis, harus diperhatikan kekuatan uji 1 - .
7.Tentukan rancangan analisis yang ditentukan

RANCANGAN ANALISIS

Dalam merencanakan penelitian propektif, harus dibuat rancangan analisisnya agar orang dapat mengetahui analisis yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga mudah dilakukan evaluasi terhadap hasil penelitian. Secara skematis, analisis dan perhitungan yang dilakukan sebagai berikut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar