Rabu, 12 Mei 2010

PERUBAHAN FISIK IBU HAMIL TRIMESTER I, II, DAN III

PERUBAHAN FISIK PADA IBU HAMIL TRIMESTER I, II, III.

A. TRIMESTER I

1.Oksigen

Kebutuhan ogsigen ibu hamilpada trimester I sama dengan kebutuhan ibu sebelum hamil. Pergantian udara yang baik didalam rumah sangat membantu ibu hamil dalam memperoleh udara yang segar

2.Nutrisi

Makanan yang baik hanya memberi gizi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh tapi juga membantu melindungi tubuh dari bahaya toksin dan polusi. Hal ini dapat mencapai bila mengikuti pola makan dari 4 kelompok makanan setiap harinya. 4 kelompok makanan yang memenuhi kebutuhan energi, protein, vitamin, lemak, dan mineral :

a.Danging dan alternatifnya, yaitu berbagai jenis danging unggas dan ikan, telur dan kacang-kacangan.

b.Buah dan sayuran terutama buah dan sayuran segar, jus buah atau buah dan sayuran kering seperti kismis dan kurma.

c.Roti dan sereal, pilih yang tidak banyak diolah seperti roti, bubur dan gandum.

d.Susu dan hasil olahan susu termasuk yogur dan keju


3.Personal Hygieni

Mandi yang disarankan adalah 2x sahari. Mandi berendam juga aman dan dapat membuat tubuh rileks, dan dalam perawatan gizi selama hamil tidak berbeda dari saat-saat sebelum hamil sejumlah wanita mengalami pembengkakan gusi dan akan menghilang setelah bayi lahir

4.Pakaian

Pada waktu hamil suhu tubuh akan meningkat dan mengeluarkan banyak keringat, oleh karena itu pakaian dari bahan-bahan alami seperti katun lebih nyaman dipakai dari pada bahan-bahan sintetik. Pakaian dalam juga sebaiknya dipilih dan dapat menyerap keringat yang dapat mencegah infeksi vagina. Bra yang baik adalah bra yang dapat menahan payudara tanpa menekan puting dan talinya harus cukup lebar.

5.Eliminasi

Konstifasi merupakan hal yang umum selama kehamilan karena pembesaran eterus sering berkemih juga merupakan hal umumyang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan karena kandungan kemih tertekan oleh uterus yang membesar.

6.Seksual

Pada trimester I hasrat seksual ibu hamil biasanya menurun, hal ini umum terjadi pada wanita yang kecapean atau pusing dan mual-mual hubungan seksual dapat dilakukan selamat tidak ada riwayat aborsi.

7.Mobilisasi

Pada trimester I ibu dapat melakukan aktifitas-aktifitas didalam rumah tetapi jangan terlalu membebani, beristirahatlah jika merasa lelah dan mual.

8.Exercise / Senam Hamil

Pada trimester I senam hamil belum dianjurkan tetapi seorang ibu hamil tetap bekerja selama kehamilan, sehingga sangat penting pada awal kehamilannya diberikan selama hamil sehingga sangat penting pada awal kehamilanya diberikan keterangan tentang pernafasan dasar serta sikap sewaktu bekerja sewaktu senggang.

9.Istirahat / tidur

Untuk menjaga kebugaran dan kesehatan selama hamil, membutuhkan istirahat dan tidur. Waktu harus lebih lama dari keadaan biasa, ibu hamil membutuhkan waktu 10 – 11 jam untuk istirahat

B. TRIMESTER II

1.Oksigen

Kebutuhan O2 selama kehamilan mengingat meningkat oleh kerena itu perlu memberi zat besi. Ibu hamil dapat memenuhikebutuhan zat besinya yang meningkat selama kehamilan dengan meminum tablet tambah darah. Berikan ibu paling sedikit 90 tablet tambah darah diminum 1 tablet setiap hari selama kehamilan dengan memberi zat besi transfort O2 akan lebih baik.

2.Nutrisi

Kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester II diperlukan untuk penembahan darah, pertumbuhan uterus, pertumbuhan jaringan mamae dan penumbuhan lemak, biasanya pada trimester II nafsu makan ibu mulai membaik.

3.Personal Hygiene
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit pada ketiak bawah, buah dada, daerah ginitalia dengan cara dibersikan dan dikeringkan.


4.pakaian

Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut dan pemakaian bra harus yang dapat menyokong payudara.

5.Eliminasi

Pada ibu hamil sering mengalami buang air kecil. Ini disebabkan karena adanya tekanan uterus pada kandung kemih. Anjurkan pada ibu hamil, minum jangan dikurangi karena ini adalah yang biasa.

6.Seksual

Pada trimester II biasanya hasrat seksual akan kembali normal. Hubungan seksual dapat berakibat menguntungkan, karena pada saat seorang ibu hamil mencapai klimak skontraksi uterus akan memberikan tambahan darah dari pembuluh darah kepada jamin.

7.Mobilisasi / Body Mekanik

Ibu hamil dapat terus melakukan aktivitas sehari-hari asalkan tidak terlalu memberatkan.

8.Senam Hamil

Melakukan senam hamil, dapat dimulai pada usia kehamilan 26 minggu. Anjuran senam hamil dengan kondisi normal atau dengan kata lain tidak terdapat kaadaan-kaadaan yang mengandung resiko baik bagi ibu maupun janin.

9.Istirahat / Tidur

Ibu hamil dianjurkan agar sering istirahat. Tidur siang menguntungkan bagi ibu hamil dan baik untuk kesehatan. Tempat yang ramai atau padat baaik dihindarkan dapat karena dapat membuat ibu sesak dan gerah.

C. TRIMESTER III

1.Oksigen

Berjalan-jalan baik dilakukukan diwaktubpagi karena mengalami pertukaran udara yang sangat baik sambil menggerangan otot-otot pada bagian tubuh yang dapat memperoleh sinar matahari pagi.

2.Nutrisi

Kebutuhan gizi / nutrisi untuk ibu hamil perlu ditingkatkan baik jumlah dan mutunya dan sebab:

a.diperlukan untuk 2 orang, yaitu diri sendiri dan bayi yang dikandung
b.persiapan untuk persalinan
c.persiapan untuk pembentukan asi
tambahan energi yang dibutuhkan ibu hamil setiap hari kira-kira 10-15% dari energi normal dan dapat diatasi dengan minum 2 gelas susu setiap hari, selama hamil dan perlu memberi banyak makanan seperti:

1.protein

berguna untuk memenuhi kebutuhan asam amino untuk perkembangan janin penambahan volume darah dan asi

2.zat besi

berguna untuk pembentukan sel darah merah dan untuk pertumbuhan bayi, kekurangan zat besi akan akan mengakibatkan kurang darah (anemia)

3.kalsium

berguna untuk pertumbuhan tulang dan gizi bayi, serta untuk pembekuan darah dan memperbaiki fungsi otot-otot dan syaraf.

4.Asam folat

Berguna untuk pembentukan sel-sel darah merah yang penting untuk ibu hamil dan bayinya.

5.Vitamin C

Berguna untuk meningkatkan untuk penyerapan zat besi banyak terdapat pada buah-buahan segar dan sayur sayuran.

5.Personal Hygiene

Menjaga kebersihan diri sangatlah penting bagi ibu hamil pada trimester I dan II, dan III adalah sama. Mandi, perawatan gigi, juga kebersihan pada lipataan-lipatan harus dibersihkan dan dikeringkan.

4. Pakaian

Pakaian yang dianjurkan sam seperti trimester I dan II. Pakaian yang dipakai oleh ibu hamil yang nyaman yaitu yang longgar dan dapat menyerap keringat. Begitu juga dengan pakaian dalamnya harus yang dapat menyongga payudara dan juga jangan dianjurkan ibu hamil untuk tidak memekai tali pinggang yang ketat. Sepatu sebaiknya jangan yang yang berhaak tinggi.

5.Eliminasi

Pada trimester III ibu hamil sering mengalami buang air kecil ini disebabkan karena tekan an uterus pada kendung kemih. Ibu hamil yang sering mengalami obstipasi yang dipengaruhi oleh hormon progesteron yang meningkat. Anjuran terhadap ibu hamil, minum jangan dikurangi karena haal tersebut aadalah wajar dan dianjurkan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan agar dapat melaancarkan buang air besar.

6.Seksual

Kehamilan bukan merupakaan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual dapat dihentikan apabila terdapat :
-Tanda-tanda infeksi dengan mengeluarkan cairan disertai rasa nyeri atau pendarahan
-Terjadi pendarahan saat hubungan seksual.
-Terdapat cairan yang keluar dari vagina secara mendadak

7.Mobilisasi / Body Mekanik

Pada ibu hamil dianjurkan untuk melakukan gerakan-gerakan yang mudah dan tidak terlalu berat seperti :
-Senam ibu hamil
-Melakukan perjalanan pada pagi
-Melakukan aktifitas didalam rumah tetapi jangan membenamkan ibu hamil.
Gerakan-gerakan tersebut dilakukan bertujuan untuk membantu memudahkan dalam proses persalinan.

8.Senam Hamil
Tujuan senam hamil ini adalah :
-Agar ibu hamil dapat menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beben kehamilan
-Memperkuat otot-otot untuk memopong tekanan tambahan
-Membangun daya tahan tubuh
-Memperbaiki sirkulasi dan respirasi
-Meredakan ketegangan
-Membentuk kebiasaan bernafas yang baik
-Memperoleh sikap mental yang baik

9. Istirahat / Tidur
Istirahat / tidur pada ibu hamil sama dengan pada trimester I dan II.

HIV / AIDS

AIDS

Faktor lain yang juga mempengaruhi kualitas penduduk adalah penyakit. Penyakit yang terkait dengan reproduksi secara langsung adalah penyakit yang ditularkan melalui alat reproduksi seperti penyakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) yang disebabkan oleh Virus HIV (Human Immune Deficiency Virus) dan penyakit kelamin yang lain.

AIDS adalah penyakit mengerikan yang sampai saat ini sudah menular ke berbagai negara. Penularan AIDS ini baru disadari dalam masa modern ini, sehingga sering disebut pandemi modern. AIDS menuntut perhatian kita semua karena:

1. Semua orang bisa terkena AIDS.
2. Belum ditemukan vaksin pencegahnya.
3. Belum ada obat yang betul-betul dapat diandalkan.
4. Penyebarannya sangat cepat dan tidak diketahui, sehingga makin banyak orang yang tertular AIDS.
Pencegahan AIDS

Di dalam lingkungan keluarga sampaikan informasi yang sudah Anda ketahui ini kepada anggota keluarga yang lain, teman dan tetangga. Jika sehari-hari Anda menemukan informasi yang salah tentang AIDS, segera luruskan dengan cara yang benar supaya orang-orang tertarik dan juga memperbaiki informasi tersebut.

Di lingkungan sekolah mungkin Anda bisa mengusulkan kepada guru atau kepala sekolah agar diadakan diskusi atau seminar atau kegiatan lain yang berhubungan dengan pencegahan AIDS. Kegiatan yang berkait dengan pencegahan AIDS dapat juga Anda lakukan bersamaan dengan kegiatan sejenis seperti pencegahan narkoba, pendidikan keluarga, dan sebagainya.

Di Indonesia ada kecenderungan penjaja seks komersial meluas, penyebaran penyakit kelamin tinggi, urbanisasi dan migrasi penduduk tinggi, kecenderungan hubungan seks sebelum nikah meningkat, lalu lintas orang dari/ke luar negeri berlangsung dengan bebas, serta penggunaan alat suntik, tato, tindik yang tidak sehat.
Sampai kini, mendengar kata HIV/AIDS seperti momok yang mengerikan. Padahal jika dipahami secara logis, HIV/AIDS bisa dengan mudah dihindari. Bagaimana itu?
Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia telah bergerak dengan laju yang sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 1987, kasus HIV/AIDS ditemukan untuk pertama kalinya hanya di Pulau Bali. Sementara sekarang (2007), hampir semua provinsi di Indonesia sudah ditemukan kasus HIV/AIDS.
Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai kalangan, terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat.
HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.
HIV dapat menular ke orang lain melalui :
Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
Mendaatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
Penularan

HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.

Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.

Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
Dimensia/HIV ensefalopati

Gejala minor :

Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Dermatitis generalisata yang gatal
Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
Bayi yang ibunya positif HIV

HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu ; menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko,tidak menggunakan jarum suntik secara bersam-sama, dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini harus diminum sepanjang hidup.

Skrining Dengan Teknologi Modern

Sebagian besar test HIV adalah test antibodi yang mengukur antibodi yang dibuat tubuh untuk melawan HIV. Ia memerlukan waktu bagi sistim imun untuk memproduksi antibodi yang cukup untuk dideteksi oleh test antibodi. Periode waktu ini dapat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya. Periode ini biasa diseput sebagai ‘periode jendela’. Sebagian besar orang akan mengembangkan antibodi yang dapat dideteksi dalam waktu 2 sampai 8 minggu. Bagaimanapun, terdapat kemungkinan bahwa beberapa individu akan memerlukan waktu lebih lama untuk mengembangkan antibodi yang dapat terdeteksi. Maka, jika test HIV awal negatif dilakukan dalam waktu 3 bulan setelah kemungkinan pemaparan kuman, test ulang harus dilakukan sekitar 3 bulan kemudian, untuk menghindari kemungkinan hasil negatif palsu. 97% manusia akan mengembangkan antibodi pada 3 bulan pertama setelah infeksi HIV terjadi. Pada kasus yang sangat langka, akan diperlukan 6 bulan untuk mengembangkan antibodi terhadap HIV.

Tipe test yang lain adalah test RNA, yang dapat mendeteksi HIV secara langsung. Waktu antara infeksi HIV dan deteksi RNA adalah antara 9-11 hari. Test ini, yang lebih mahal dan digunakan lebih jarang daripada test antibodi, telah digunakan di beberapa daerah di Amerika Serikat.

Dalam sebagian besar kasus, EIA (enzyme immunoassay) digunakan pada sampel darah yang diambil dari vena, adalah test skrining yang paling umum untuk mendeteksi antibodi HIV. EIA positif (reaktif) harus digunakan dengan test konformasi seperti Western Blot untuk memastikan diagnosis positif. Ada beberapa tipe test EIA yang menggunakan cairan tubuh lainnya untuk menemukan antibodi HIV.
Mereka adalah
Test Cairan Oral. Menggunakan cairan oral (bukan saliva) yang dikumpulkan dari mulut menggunakan alat khusus. Ini adalah test antibodi EIA yang serupa dengan test darah dengan EIA. Test konformasi dengan metode Western Blot dilakukan dengan sampel yang sama.
Test Urine. Menggunakan urine, bukan darah. Sensitivitas dan spesifitas dari test ini adalah tidak sebaik test darah dan cairan oral. Ia juga memerlukan test konformasi dengan metode Western Blot dengan sampel urine yang sama.

Jika seorang pasien mendapatkan hasil HIV positif, itu tidak berarti bahwa pasangan hidup dia juga positif. HIV tidak harus ditransmisikan setiap kali terjadi hubungan seksual. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah pasangan hidup pasien tersebut mendapat HIV positif atau tidak adalah dengan melakukan test HIV terhadapnya.Test HIV selama kehamilan adalah penting, sebab terapi anti-viral dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan kemungkinan dari wanita hamil yang HIV positif untuk menularkan HIV pada anaknya pada sebelum, selama, atau sesudah kelahiran. Terapi sebaiknya dimulai seawal mungkin pada masa kehamilan.
Di Indonesia, rumah sakit besar di ibu kota provinsi telah menyediakan fasilitas untuk test HIV/AIDS. Di Jakarta, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah sakit lain juga sudah memiliki fasilitas untuk itu. Di Bandung, RS Hasan Sadikin juga sudah memiliki fasilitas yang sama.
Kasus HIV/AIDS di Indonesia Terus Meningkat
Oleh redaksi pada Rab, 12/26/2007 - 14:58.
Artikel
Menurut catatan UNAIDS, saat ini di dunia terjadi peningkatan jumlah orang dengan HIV/AIDS dari 36,6 juta orang pada tahun 2002 menjadi 39,4 juta orang pada tahun 2004. Sedangkan di Asia diperkirakan mencapai 8,2 juta orang dengan HIV/AIDS, 2,3 juta di antaranya adalah perempuan (UNAIDS, 2004).

SITUASI HIV/AIDS DI INDONESIA
Di Indonesia, diperkirakan epidemi HIV/AIDS akan terus mengalami peningkatan, ada 12-19 juta orang rawan untuk terkena HIV dan diperkirakan ada 95.000-130.000 penduduk yang tertular HIV (Depkes, 2004).

sejak pertama kali kasus HIV dilaporkan di Indonesia pada tahun 1987, jumlah kasus HIV/AIDS meningkat dengan cepat, data terbaru menunjukkan sampai tanggal 31 Desember 2004 secara kumulatif, terdapat 3368 kasus HIV dari 30 provinsi dan 2682 kasus AIDS dari 29 provinsi (Depkes, 2004).

Di Jakarta, kasus baru infeksi HIV mencapai lebih dari 100 pasien per bulannya.
Faktor yang sangat berpengaruh pada penularan HIV/AIDS adalah perilaku seks berisiko tinggi, makin maraknya industri seks, kian banyak pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif ( NAPZA) suntik, serta kemiskinan.


HIV/AIDS DAN NARKOBA: EPIDEMI KEMBAR

Estimasi pengguna narkoba adalah 1,3-2 juta orang sedangkan estimasi pengguna narkoba suntik di Jakarta adalah 1 juta orang (Reid G, 2002). Dari 30-93% pemakai narkotika terinfeksi HIV, terutama pengguna narkotika suntik.

Konsep Dasar Kehamilan

KONSEP DASAR ASUHAN ANTENATAL


Tujuan Umum :
•Setelah Mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan asuhan kehamilan di dalam masyarakat.

Tujuan Khusus :
•Mengetahui filosofi asuhan kehamilan
•Mengetahui Ruang lingkup Asuhan Kehamilan
•Mengetahui Prinsip – prinsip Asuhan Kehamilan
•Mengetahui Sejarah Asuhan Kehamilan
•Mengetahui Tujuan Asuhan Kehamilan
•Mengetahui Standart Asuhan Kehamilan
•Mengetahui Hak –Hak Wanita Hamil
•Mengetahui Peran dan Tanggung Jawab Bidan
•Mengetahui Issu Terkini dalam Asuhan Kehamilan
•Mengetahui Advance Based Dalam Asuhan Kehamilan
•Mengetahui Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan
•Mengetahui Tenaga Profesional Asuhan Kehamilan





I. FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN

Pendekatan yang dianjurkan adalah : Menganggap bahwa semua kehamilan itu beresiko dan setiap ibu hamil itu agar mempunyai akses kepertolongan persalinan yang aman dan pelayanan obstetri.

Filosofi Asuhan Kehamilan adalah :

a.Kehamilan merupakan keadaan yang alamiah
Dalam kehamilan adalah : hal yang normal tidak perlu dengan peralatan,
alat – alat ( Obat – obatan) untuk menjadikan suatu kehamilan.

b.Asuhan yang diberikan secara berkesinambungan
Maksudnya secara terus menerus atan berkelanjutan,Bidan harus memberikan asuhan kebidanan mulai dari kehamilan,bersalin,nifas dan Bayi baru lahir.

c.Asuhan yang diberikan berfokus pada kebutuhan ibu
Maksudnya :

-Ibu hamil yang belum mengetahui gejalah – gejalah kehamilan,maka seorang ibu diperlukan penjelasan tentang kehamilan
-Ibu hamil dengan kehamilan muntah – muntah,maka seorang ibu hamil perlu penjelasan dan tindakan dalam mengatasinya.

d.Terjadinya hak – hak ibu
Maksudnya : Setiap memberikan asuhan kita akan menjaga hak – hak ibu hamil.

e.Ibu dan Keluarga ikut berpartisipasi dalam asuhan
Maksudnya ibu dan keluarga bukan merupakan sebagai objek tapi sebagai subjek yang ikut berpartisipasi dalam asuhan kehamilan

II. LINGKUP ASUHAN KEHAMILAN

Pengkajian dan Diagnosa :

•Bidan harus melakukan pengkajian dahulu sebelum melakukan diagnosa
•Pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di Posyandu ( Tundakan dan Pencegahan )
•Penyuluhan dan pendidikan kesehatan pada ibu,keluaraga,dan mayarakat serta menentukan keluarga berencana
•Deteksi kondisi abnormal pada ibu dan bayi
•Usaha memperoleh pendamping khusu bila diperlukan ( Konsultasi atau rujukan )
•Pelaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat tidak ada pertolongan medis


III. PRINSIF ASUHAN ANTENATAL
1.Memahami bahwa kelahiran anak merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis
2.Menggunakan cara – cara sederhana,tidak melakukan intervensi tanpa adanya indikasi sebelum berpaling ke tekhnologi
3.Aman, berdasarkan fakta,dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu
4.Terpusat pada ibu,bukan terpusat pada pemberi asuhan
5.Menjaga privacy serta kerahasiaan ibu
6.Membantu ibu agar merasa aman,nyaman,dan didukung secara emosional
7.Memastikan bahwa kaum ibu mendapatkan informasi,penjelasan,dan konseling yang cukup
8.Mendorong ibu dn keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan setelah mendapat penjelasan mengenai asuhan yang akan mereka dapatkan
9.Menghormati praktek – praktek adat dan keyakinan agama mereka
10.Memantau kesejahteraan fisik,psikologis,spritual,dan sosial ibu / keluarganya dalam masa kehamilan dan kelahiran anak
11.Mmemfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

IV. SEJARAH ASUHAN ANTENATAL

Terjadi akibat adanya tingka angka kematian yang tinggi pada ibu dan perinatal,sehingga diharapkan upaya yang sungguh – sungguh untuk dapat mengatasi masalah tersebut.
Memperhatikan angka kematian ibu 500 ribu / tahun dan kematian perinatal 10 juta / tahun di seluruh dunia,WHO dan UNICEF melaksanakan kongres di Alma Ata 1978,Uni Sovyet,dan mencetuskan ide primary Health Care ( pelayanan kesehatan utama ).Dengan tujuannya meningkatakan kesehatan masyarakat menuju “ Health for all by the year 2000 “( Sehat bagi semua pada tahun 2000 ).Di Indonesia gagasan tersebut diterjemahkan dalam sistem kesehatan nasional.Kesejahteaan ibu merupakan upaya yang penting dalam pelaksaaan “ Pelayanan kesehatan Utama “ dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat,mendekatkan pelayanan di tengah masyarakat ,dan meningkatkan.mutu pelayanan.

V. TUJUAN ASUHAN ANENATAL
1.Mempersiapkan kondisi fisik dan fsikis ibu dan keluarga dalam menghadapi persalinan
2.Memantau perkembangan kehamilan,menjamin kesehatan ibu dan anak pertumbuhan janin yang normal.
3.Mendeteksi dan menangani komplikasi yang terjadi sedini mungkin
4.Mempersiapkan kondisi ibu,baik fisik dan proses atasi
5.Membina kepercayaan antara keluarga dan nakes sebagai ibu

VI. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL

1.Standart I : Falsafah dan Tujuan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki Visi,Misi,Filosofi,dan Tujuan pelayanan serta organisasi pelayanan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas pelayanan yang efektif dan efisien.

2.Standart II : Administrasi dan Pengelolaan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan pelayanan,standart pelayanan,prosedur tetap dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan pelayanan yang kondusif yang memungkinkan terjadinya praktek pelayanan kebidan akurat.

3.Standart III : Staff dan Pimpinan
Pengelola pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan sumber daya manusia,agar pelayanan kebidanan berjalan efektif dan efisien.

4.Standart IV : Fasilitas dan peralatan
Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan pelayanan kebidanan sesuai dengan beban tugasnya dan fungsi institusi pelayanan.

5.Standart V : Keijaksanaan dan prosedur
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dalam penyelenggaraan
Pelayanan dan pembinaan personil menuju pelayanan yang berkualitas

6.Standart VI : Pengembangan staf dan program pendidikan.
Pengelolah pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staf dan perencanaan pendidikan, sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
7.Standart VII : Standart asuhan
Pengelolah pelayanan kebidanan memiliki standart asuhan atau manajemen kebidanan yang diterapkan sebagai pendoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

8.Standart VIII : Evaluasi dan pengendalian mutu
Pengelolah pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan dalam evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

VII. HAK-HAK WANITA ANTENATAL

•Setiap perempuan atau ibu penerima asuhan berhak mendapatkan keterangan mengenai kesehatannya.
•Setiap perempuan atau ibu berhak mendiskusikan keprihatinannya didalam lingkungan dimana ia merasa percaya
•Setiap perempuan atau ibu berhak mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan
•Prosedur harus dilaksanakan didalam suatu lingkungan supaya hak ibu untuk mendapatkan privasi dihormati.
•Merasa senyaman mungkin ketika menerima layanan.
•dapat mengutarakan pandangan dan pilihannya mengenai layanan yang diterimanya

VIII. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN

Peran Bidan :
1.Memberikan pelayanan sebagai tenaga terlatih.
2.Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat.
3.Meningkatkan penerimaan gerakan KB.
4.Memberikan “ dukun beranak”
5.Meningakatkan sistem rujukan.

IX. TANGGUNG JAWAB BIDAN
1.Menjaga agar pengetahuanya tetap up-to date, terus mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemahirannya agar bertambah luas serta mencakup semua aspek dari peran seoarang bidan
2.Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan dan wewenangnya dalam praktek kliniknya
3.Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan dan konsekuensi dari
keputusan tersebut
4.berkomunikasi dengan petugas yang lain dengan rasa hormat dan martabat
5.Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit
Pendukung
6.Bekerjasama dengan masyarakat dimana ia berperaktek, meningkatkan akses dan mutu asuhan kesehatan

X. ISSU TERKINI DALAM ASUHAN ANTENATAL

Mengahadapi pembangunan jangka panjang tahap II, terdapat tiga issu nasional , yaitu : upaya mengentaskan kemiskinan, tingginya angka kematian ibu dan perinatal, dan peningkatan sumber daya manusia. disamping itu dihadapi perubahan pola penyakit dalam bentuk infeksi STD serta AIDS, infeksi hepatitis B, serta penyakit degeneratif.
Dalam bidang kesehatan masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia, sebagai issu sentral pembangunan peranan bidan khususnya menurunkan angaka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal sangat penting terutama didaerah pedesaan.

XI. EVIDANCE BASET DALAM PRAKTEK ANTENATAL

1.Memberikan informasi kepada publik mengenai praktek-praktek tersebut termasuk intervensi-intervensi dan hasil asuhannya
2.Memberi asuhan yang sifatnya peka dan responsif bertalian dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat yang dianut ibu.
3.Mengajarkan petugas pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri tanpa penggunaan obat-obatan
4.Mendorong semua ibu ( keluarganya ), termasuk mereka yang bayinya sakit dan kurang bulan agar mengelus, mendekap, memberi asi dan mengasuh bayinya sendiri.
5.Menganjurkan agar jangan menyunat bayi baru lahir jika bukan karna kewajiban agama

TIPE PELAYANAN ASUHAN ANTENATAL

Peran bidan :
1.Sebagai pelaksana

Peran sebagai pelaksana dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
a.Tugas mandiri : Kita sebagai bidan dapat melakukan tindakan tau penyuluhan tanpa bantuan tim kesehatan lain.
b.Tugas kolaborasi : Bidan bersama tim kesehatan lainnya bekerjasama untuk memberikan penyuluhan atan tindakan kesehatan.
c.Tugas ketergantungan / rujukan : Peran bidan dalam hal ini merujuk kliennya dimana harus mendapatkan perawatan khusus atau fasilitas yang memadai dan tenaga kesehatan yang ahli

2. Sebagai pengelola

a.Mengembangkan pelayanaan dasar kesehatan untuk individu, kelompok,dan masyarakat klien.
b.Menyusun rencana kerja pelayanaan dasar kesehatan dengan masyarakat.
c.Mengelola hasil kesehatan pelayanan kesehatan khususnya kepada ibu dan anak serta masyarakat.
d.Berpartisipasi dan meningkatkan mutu kesehatan masyarakat melalui pendidikan, pelatihan dan kegiatan.
e.Bekerjasama dengan puskesmas insitusi lain dalam memberikan asuhan kepada klien.

3. sebagai pendidik

a.Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada idividu,keluarga, kelompok dan masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak.
b.Melatih dan mendidik karir termasuk bidan dan perawat.
c.Menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji.
d.Melaksanakan program atau rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana
e.Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap.

3. Sebagai peneliti / Investor

a.Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan secara mandiri maupun kelompok
Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilaksanakan
Menyusun rencana kerja pelatihan
Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
Manfaatkan hasil penelitian dan meningkatkan kerja pelayanan kesehatan masyarakat

TENAGA PROFESIONAL ASUHAN ANTENATAL

Tenaga profesional adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang tertentu yang diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Dalam pemberian asuhan antenatal tidak hanya dilakukan oleh bidan tetapi dilakukan oleh tenaga profesional lainnya seperti : dokter,ahli kebidanan,dokter umum,dokter perawatan bidan,dan dukun terlatih.

Pada umumnya bidan memberikan pelayanan kesehatan kepada wanita yang beresiko rendah meliputi pendidikan asuhan bayi baru lahir,asuahan antenatal,KB di beberapa negara.Hal ini merupakan asuhan primer rutin.


XII. KESIMPULAN

Konsep-konsep dasar asuhan kehamilan menegaskan keunikan bidan dalam meningkatkan kasehatan ibu dan keluarga pada usia subur yaitu : Bekerjasama dengan wanita dalam memelihara diri sendiri dan meningkatkan kesehatannya bagi diri dan keluarganya, menghargai martabat manusia dan memperlakukan wanita sebagai wanita seutuhnya sesuai hak asasi, memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik, kepekaan terhadap budaya dan bekerjasama dengan wanita dan petugas kesehatan untuk mengatasi praktek budaya yang merugikan kaum wanita, pusatkan pada peningkatan dan pencegahan penyakit serta bertanggung jawab meningkatkan kondisi kehidupan dasar dengan memberikan pelayanan yang kompeten.

Konsep Dasar Asuhan Antenatalmeliputi :
1.Fisiologi Asuhan antenatal

a.Kehamilan merupakan keadaan yang alamiah
b.Asuhan yang diberikan berfokus kepada kebutuhan ibu
c.Asuhan yang diberikan secara berkesinambungan
d.Terjadinya hak – hak ibu
e.Ibu dan keluarga ikut berpartisipasi dalam asuhan

2. Lingkup Asuhan Antenatal
a.Pengkajian dan Diagnosa
b.Rencana asuahan ( Menyusun asuhan )
c.Langkah tindakan awal untuk menangani ketidaknyamanan dalam kehamilan
d.Menangani komplikasi terhadap ibu dan bayi

3. Prinsip pokok asuhan Antenatal
4. Sejarah Asuhan Antenatal
5. Tujuan Asuhan Antenatal
6. Standard Asuhan Antenatal
7. Hak – Hak Wanita Hamil
8. Peran dan Tanggungjawab Bidan
9. Issue Terkini Dalam Asuhan Antenatal
10.Evidance Based Dalam Asuhan Antenatal
11.Tipe Pelayanan Asuhan Antenatal
12.Tenaga Profesional Asuhan Antenatal



DAFTAR PUSTAKA

- Saifuddin AB,Adriaasz G,Wiknjosastro GH,Waspodo D.Buku Acuan Nasional Pelayaan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : JNPKKR – YBPSP,2000.
- Departemen Kesehatan RI ( 1995 ),Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia.
- Sofyan,Mustika.,et all (ed).,Bidan Menyongsong Masa Depan,341 hm,xxxiv,Jakarta : PP IB,Cetakan ke VII 2006.









penelitian epidemiologi

PENELITIAN EPIDEMIOLOGI


1.PENELITIAN DESKRIPTIF

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan dan tidak dimaksudkan/tidak lazim untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variable, gejala atau keadaan.
Dalam upaya mencari frekueni, distribusoi penyakit berdasarkan epidemiologi deskriptif timbullah berbagai pertanyaan berikut :

1.Siapa yang terkena ?
2.Bilamna hal tersebut terjadi ?
3.Bagaimana terjadinya ?
4.Dimana kejadian tersebut ?
5.Berapa jumlah orang yyang terkena ?
6.Bagaimana penyebarannya ?
7.Bagaimana ciri – ciri orang yang terkena ?


VARIABEL TEMPAT , ORANG, DAN WAKTU

Analisi data epidemiologis berdasrakan variabel diatas digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang morbiditas dan mortalitas yang dihadapi. Dengan demikian, memudahkan untukl mengadakan penanggulangan pencegahan atau pengamatan.
Untuk menentukan adanya peningkatan prevalensi penyakit yang timbul, harus diperhatikan kebenaran perubahan tersebut. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan perubahan semu ebagai akibat dari perubahan tekhnologi diagnostik, perubahan klasifikasi, atau kesalahan dalam perhitungan jumlah penduduk.

VARIABEL ORANG

Untuk mengidentfikasi seseorang terdapat variabel yang tak terhingga banyaknya tetapi hendaknya dipilih variabel yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menetukan ciri seseorang. Untuk menentukan variabel mana yang dapat digunakan sebagai indikator, hrndaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan serta sarana yang ada.secara umum variabel penting yang dibahas adalah : jenis kelamin, umur, dan suku bangsa.

VARIABEL WAKTU

Merupakan faktor kedua yang harus diperhatikan ketika melakukan analisis morbiditas dan mortalitas dalam studi epidemiologi karena pencatatan dan pelaporan insidensi dan prevalensi penyakit selalu didasarkan pada waktu apakah mingguan, bulanan, atau tahunan.
Mempelajari morbiditas berdasarkan waktu juga penting untuk mengetahui hubungan antara waktu dan insidensi penyakit atau fenomena lain, misalnya penyebaran penyakit saluran pernafasan yang terjadi pada waktu malam hari karena terjadinya perubahan kelembapan udaraatau kecelakaan lalu lintas yang sebagian bear terjadi pada waktu malam hari.

VARIABEL TEMPAT

Variabel tenapat merupakan salah satu variabel penting dalam epidemiologi deskriptif karena pengetahuan tentang tempat atau lokasi kejadian luar biasa atau lokasi penyakit – penyakit endemis sangat dibutuhkan ketika melakukan penelitian dan mengetahui sebran berbagai penyakit disuatu wilayah.

Contoh :
Peneliti mengamati bahwa di kelurahan tempat mereka tinggal banyak ibu-ibu yang melahirkan walaupun usianya di atas 35 tahun dan pada umumnya keluarga tersebut mempunyai anak di atas Peneliti yang kebetulan mahasiswa Akbid bertanya dalam hati bagaimanakah keadaan kesehtan ibu tersebut, maka dilakukanlah penelitian deskriptif karena :

Penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis, tetapi hanya ingin mengetahui keadaan tentang kesehatan ibu, misalnya apakah ibu – ibu tersebut menderita plasenta previa, retensio plasenta, dll. Jika tidak, apa sebabnya dan bagaimana keadaan umum kesehatan ibu-ibu tersebut. Jika ya, bagaimana mereka menanggulanginya.
Peneliti tidak ingin menghubungkan variable yang satu dengan variable lainnya, tetapi hanya ingin mengetahui keadaan masing-masing variable secara lepas.

Ada beberapa penelitian dikategorikan penelitian deskriptif antara lain penelitian survey, studi kasus, penelitian perkembangan, penelitian tindak lanjut, analisis dokumen dan penelitian korelasional.


2.PENELITIAN PREVALENSI/CROSS SECTIONAL/STUDI SEKAT SILANG

Observasi (pengamatan) variable dilakukan pada satu saat/hanya satu kali
Faktor resiko (pemapar) dan efek (akibat) diamati pada saat yang sama dan tidak ada intervensi
Akan diperoleh prevalens dari suatu penyakit/efek pada populasi, sehingga studi sekat silang disebut juga sebagai studi prevalens.
Biasanya digunakan untuk mempelajari faktor resiko/etiologi penyakit/peristiwa yang mempunyai onset yang sama(slow onset) dan duration (lama sakit) yang panjang, penderita tidak mencari pengobatan sampai penyakitnya relatif cukup lanjut.


4.PENELITIAN PROSPEKTIF

PENDAHULUAN

Penelitian prospektif merupakan salah satu penelitian yang bersifat logitugional dengan mengikuti proses perjalanan penyakit kedepan berdasarkan urutan waktu. Penelitan prospektif dimasksud untuk menemukan insendensi penyakit pada kelompok yang terpajan oleh faktor resiko maupun kelompok yang tidak terpajan, kemudian insedensi pada kedua kelompok tersebut secara statistic dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan sebab akibat antara pajanan dan penyakit yang diteliti.kelompok yang dikuti tersebut dinamakan kohort.
Penelitian prospektif kohort ini mengikuti pradigma dari sebab ke akibat dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa secara garis besar perjalanan penelitian prospektif sebagai berikut.

1.Pada awal penelitian, kelompok terpajan mapun kelompok tidak terpajan belum menampakkan penyakit yang diteliti.
2.Kedua kelompok diikuti kedepan berdasarkan sekuens waktu (prospektif )
3.Dilakukan pengamatan untuk melakukan insedensi penyakit ( efek ) pada kedua kelompok
4.Insedensi penyakit pada kedua kelompok dibandingkan menggunakan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis tenang hubungan sebab – akibat anatara pajanan dan insedensi penyakit (efek )
Proses penelitian prospektif kohort secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut.


PENELITIAN SATU KOHORT

Penelitian dengan satu kohort pada dasarnya bersifat deskriptif karena pada awal penelitian tidak terdapat kelompok terpajan dan tidak terpajan sebagai kontrol. Setelah dilakukan pengamatan bahwa dalam kohort tersebut terdapat kelompok individu yang akan terpajan oleh faktor resiko dan dari kelompok tersebut sebagian akan menderita penyakit akibat pajanan dan sebagian tidak. Selain itu terdapat pula kelompok yang tidak terpajan oleh faktor resiko dan sebagian menderita penyakit tersebut dan kelompok ini dianggap sebagai kontrol kemudian dianalisis secara analitis. Kelompok kontrol demikian sering disebut sebagai kontrol internal.

PENELITIAN DUA KOHORT

Pada penelitian Prospektif dengan dua kohort, sejak awal penelitiannya telah dipisahkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok terpajan oleh faktor resiko timbulnya penyakit tertentu dan kelompok lain yang tidak terpajan oleh faktor resiko kematian proses perjalanan penyakit alamiah kedua kelompok tersebut diikuti untuk menemukan insedensi penyakit yang dimaksud kemudian di analisis dengan menghitung resiko relatif , resiko atribut, dan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis. Dalam hal ini kelompok pemabanding disebut kelompok kontrol eksternal.

OBSERVASIONAL VS INTERVENSIONAL

Antara peneltitan prospektif yang bersifat observasional dengan intervensional terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut.

1.Pada studi observasional, pemajanan terhadap faktor resiko dilakukan oleh alam atau bersangkutan baik secara sengaja atau tidak sengaja dan penelitian hanya mengadakan pengamatan secara fasif terhadap proses perjalanan penyakit secara alamiah. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dimasukkan kedalam eksprimen, sedangkan pada penelitian intervensi dilakukan peneliti secara aktif dan terencana.

2.Karena pada studi observasional peneliti tidak secara aktif melakukan intervensi maka tidak terdapat hambatan faktor etis, sedangkan pada eksprimen, faktor etis memegang peran penting dalam pelaksanaan satu penelitian, misalnya mengetahui efektivitas. Obat untuk mengobati suatu penyakit karena pada kelompok kontrol hanya di beri plasebo atau tampa pengbatan.

3.Pada studi observasional, keadaan awal sering kali sulit ditentukan secara pasti terutama bila pemajanan telah berlangsung lama. Oleh karena itu, penelitian ini berpotensi besar menjadi bias karena harus mengingat masa lampau, misalnya hubungan antar rokok dengan karsinoma paru – paru untuk mendapatkan informasi tentang lamanya merokok, jumlah batang rokok yang dihisap per hari, dan jenis rokok. Pada penelitian ekspremental hal seperti itu tidak menjadi.

LANGKAH – LANGKAH

Secara garis besar langkah – langkah yang harus di lakukan dalam peneitian prospektif sebagai berikut :
1.Tentukan tujuan penelitian. Tujuan dan hipotesis harus dinyatakan dengan jelas karena dengan tujuan yang jelas akan memudahkan kegiatan selanjutnya.
2.Rancangan penelitian. Dalam rencangan penelitian harus ditentukan apakah satu kohort atau dua kohort dan apakah menggunakan historical control.
3.Tentukan kelompok terpajan dan tidak terpajan ( inclusion dan exclusion criteria)
4.diagnosis insidensi penyakit yang dicari. Dalam hal ini perlu dijelaskan tentang alat pemeriksaan dan kriteria positif yang digunakan.
5.Tentukan lamanya pengamatan dan frekuensi pengamatan. Penentuan ini sangat penting karena bila pengamatan dilakukan terlalu dini maka insedensi yang dicari belum tampak dan sebaliknya bila terlalu lama insidensi yang di cari akan terlewat.
6.Hitung perkiraan besarnya sampel yang dibutuhkan. Untuk menentukan besarnya sampel satu kohort dapat digunakan rumus dari Sndecor and Cochran. Untuk dua kohort, terutama untuk pengujian hipotesis, harus diperhatikan kekuatan uji 1 - .
7.Tentukan rancangan analisis yang ditentukan

RANCANGAN ANALISIS

Dalam merencanakan penelitian propektif, harus dibuat rancangan analisisnya agar orang dapat mengetahui analisis yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga mudah dilakukan evaluasi terhadap hasil penelitian. Secara skematis, analisis dan perhitungan yang dilakukan sebagai berikut.